
Sumbar ~ Setelah cairan besar dan tanah longsor melanda ladang, warga Malalak Sumatera Barat yang tertimpa banjir berjuang menyelamatkan sisa panen mereka, sembari menunggu bantuan makanan dan bantuan lainnya, pada Rabu (3/11)/25).
Warga terlihat mengeringkan padi hijau dari karung yang rusak dan bekerja membangun kembali fasilitas dasar.
Para ahli lingkungan dan pejabat setempat mengatakan kehancuran di Sumatera telah menyebabkan kematian yang tidak proporsional.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, tim memprioritaskan penyaluran bantuan melalui jalur darat, laut dan udara, pembersihan jalan yang terputus, serta perbaikan infrastruktur yang rusak.
Jumlah korban tewas akibat banjir dan tanah longsor di tiga provinsi di pulau Sumatera, Indonesia, telah meningkat menjadi lebih satu negara.
Hujan deras yang dimulai pada tanggal 23 November menyebabkan sungai-sungai meluap di banyak bagian Sumatera dan tanah longsor terjadi di beberapa daerah yang merusak transportasi, memutus jalur listrik dan komunikasi serta membuat banyak desa tertutup untuk sementara waktu, terpencil.
Seorang korban bencana di Desa Palembayan, Agam, Sumbar, menceritakan pengalaman memgerikan yang dialaminya saat hampir kehilangan orang yang dicintainya.
Saat ini tim penyelamat dari kepolisian, TNI, dan satuan SAR terus berdatangan ke lokasi bencana. Helikopter sedang mengirimkan bantuan lewat udara, kolam-kolam kecil memgevakuasi penduduk yang terlantar dan tempat penampungan sementara sedang dibangun secara bersama. Namun, karena kondisi jalan dan jembatan yang rusak parah, ditambah dengan lapisan lumpur yang tebal, beberapa area tetap sulit dijangkau, sehingga menyulitkan upaya penyelamatan, menurut tim penyelamat.✍

dirgantaraku.com | jamgadangnews.com | bukittinggi.top | redakta.xyz | sentral.cfd | bukittinggiku.my.id
Tidak ada komentar