
Sentral.cfd ‖ Ditengah ekonomi melambat dan kekhawatiran daya beli terasa, satu gelombang baru muncul dan menjadi penggerak utama, revolusi konsumsi melalui belanja cantik. Produk kecantikan berubah menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dari data peta makroekonomi nasional, dari data yang dihimpun CNBC Indonesia per uartal 3 2025 konsumsi rumahtangga masih menjadi tumpuan utama terhadap PDB nasional atau menyumbang sekitar 53% dari keseluruhan atau tetap terjaga dikisaran 4,89% Lebih dari setengah perekonomian Indonesia digerakkan oleh belanja masyarakat, namun pada kuartal terakhir laju pertumbuhan konsumsi melambat. Banyak tekanan atau banyak faktor yang menyebabkan akhirnya pertumbuhan konsumsi ini melambat seperti tekanan harga, tekanan biaya hidup dan preferensi masyarakat saat ini yang mulai konservatif.
Keadaan ini membuat beberapa kategori belanja ini semakin menyusul. Meskipun ada perlambatan, namun pada kategori beaty care dan produk kecantikan masih tumbuh positif. Para analis menyebut beaty sebagai bright spot ekonomi domestik.
Disaat kategori lain pada turun, tapi beauty malah melaju
Pertumbuhan ini tidak lepas dari ledakan e-commerce. Pembelian produk kecantikan kini dilakukan dengan cara yang jauh lebih spontan, mudah mudah dan lebih murah, berkat adanya diskon agresif dan biaya pengiriman yang semakin terjangkau. Dalam kampanye beberapa belanja besar, dari 88, 99, 1010, hingga 1111 untuk kategori skincare, bodycare dan farfum hampir selalu berada diposisi teratas dengan jumlah transaksi. Bahkan laporan internal beberapa paltform menempatkan beauty sebagai kategori dengan pertumbuhan paling konsisten dalam 2 tahun terakhir.
Deputi neraca dan analisis statistik BPS, Mohammad Edi Mahmud menjelaskan
“ransaksi online tumbuh 6,19% quarter to quarter pada kuartal 3 2025. Terutama ditopang oleh pembelian produk personak skincare meliputi kosmetik, perawatan tubuh, pakaian serta perlengkapan rumahtangga.,” katanya.
Statistik ahli madya, Annisa Nuraini menambahkan, total transaksi digital Indonesia mencapai sekitar dua ratus triliun rupiah selama kuartal 3. 2025, dengan kategori personal care berkontribusi terbesar, yakni 17 hingga 18% dari nilai transaksi. Angka ini jauh di atas perlengkaoan rumahtangga di 14% dan pakaian, sepatu 11 hingga 12%.
Konsumen tidak hanya kaum hawa, konsumen laki-laki jadi pendorong baru industri ini, mereka mulai membeli face wash, suncreen, hair serum, sampai farfum dan perubahan ini akhirnya menjadi babak baru dalam budaya selfcare di Indonesia.
Hasil yang ditayang pada yt CNBC ID, dari jejak pendapat singkat di sejumlah kawasan perkantoran, sebagian besar pekerja muda mengaku bahwa setiap kali gajian, pembelian yang nyaris tak pernah absen adalah produk perawatan tubuh.mulai dari sabun mandi, lip care, fresh wash, hingga parfum untuk menunjang penampilan kerja.
Menarik, konsumsi ini bukan hanya FOMO (Fear Of Missing Out). Banyak dari mereka belanja perawatan diri sebagau bentuk self investment. Inveatasi kecil namun memberikan dampak besar bagi rasa percaya diri dan produktivitas.
“Apa ya? face sih sejauh ini masih, skincare itu cuci muka termasuk skincare. Iya sih paling sejauh inj ini masih itu sih. Suncreen kadang iya, kalau misalnya belum, kalau uudah habis baru dibeli. Tapi belum rutin-rutin banget. Kadang, body lotion,” ungkap Dhiaz, salah satu konsumen laki-laki. ✍

dirgantaraku.com | jamgadangnews.com | bukittinggi.top | redakta.xyz | sentral.cfd | bukittinggiku.my.id
Tidak ada komentar